Dan meliriklah gurindam malam
Saat hujan menyapu langit rumah kita
Segala prana, kata, syair dan mantra
Menyeret gerak laku kerinduan
Yang terkurung di bilik sunyi
Ah masihkah kau ingat
Saat kau ucap kata pertama untuk menyapaku???
Semoga kau masih mengingatnya
Sahabat, walau kedua bola mata indahmu
Tak kututupi
Namun hati selalu menggerakkan jemari yang manis
Untuk berkalimat indah padamu
Meski tak seindah puisi
Untuk kuutarakan gejolak rindu ini
Juga tak harus lagu merdu
Untuk mendengarkan sendu suaramu
Kuharap di istana, di kotamu
Kau tetap sehat selalu
Agar kelak dapat kutatap kedua bola mata indahmu itu
Dan senyum manis di bibirmu
Juga nada suaramu yang merdu
Bagaikan anak tangga piano
-21/06/2018-
đź’–Adinda Resthyđź’–

Tidak ada komentar:
Posting Komentar